Malam ini tiba-tiba pikiran saya kembali ke masa 2 tahun lalu, masa dimana saya merasakan sakit yang teramat dalam. Luka yang tidak akan pernah hilang bekasnya. Dan masa dimana saya menjadi orang paling bodoh di dunia ini. Masa itu adalah masa disaat saya mengenal kamu, kamu yang awalnya terlihat begitu manis, ternyata itu hanyalah sesaat, begitu banyak pahit yang kamu berikan kepada saya, sehingga rasa manis itu tidak sanggup menutupi kepahitan itu. Tapi pada saat itu saya sangat berterimakasih kepada Tuhan, karena Tuhan telah menunjukan bagaimana dirimu sebenarnya kepada saya.
Mungkin melupakanmu dan menghapus kamu dari kehidupan saya adalah cara terbaik untuk setidaknya mengurangi rasa sakit yang saya rasakan pada saat itu. Perlahan dan pasti walaupun sangat sulit saya bisa menghilangkan diri kamu dari pikiran dan hati saya, tetapi tidak untuk kenangan yang kamu tulis didinding dihati saya. Itu terlalu permanen dan tidak bisa dihilangkan. Tapi setidak nya tidak melihat dirimu didekat saya itu sudah lebih dari cukup untuk saya bisa melupakanmu. Sungguh saya harap kamu tidak hadir lagi didalam kehidupan saya, tapi ternyata harapan tidak sesuai dengan kenyataan.
Satu tahun yang lalu kamu tiba-tiba datang untuk meminta maaf, apa kamu baru tersadar setelah begitu lama? Apa kamu tersadar setelah saya melupakanmu? Terserah pada dirimu, sadar atau tidak itu adalah urusanmu, yang pasti sejak awal saya sudah memaafkanmu.Kehadiranmu pada saat itu adalah mimpi buruk bagi saya, karena kamu kembali mengingatkan saya akan masa itu. Kata-kata yang kamu ucap saat itu kembali mengingatkan saya bagaimana sakit yang saya rasakan dulu. Saya tidak tahu apa yang membuatmu seperti itu, kembali hadir dengan membawa segala rasa sakit yang pernah ada, tidak cukupkah bagi kamu pada saat itu? Atau memang membuat saya sakit adalah kesenangan tersendiri untuk kamu?. Apapun alasanmu untuk kembali, yang pasti saya tidak akan membiarkanmu masuk dalam kehidupan saya, sudah cukup bagi saya untuk mengenalmu pada saat itu.
Terima kasih, karena hadirmu telah memberi pelajaran yang begitu berarti dalam hidup saya. Terima kasih karena hadirmu telah meberi kisah dalam hidup saya. Terima kasih walaupun pahit yang saya rasakan. Terima kasih dan selamat karena kamu adalah yang pertama menjadi pengacau hati saya. Maaf jika saya hanya menjadi seorang yang buruk dihidupmu. Saya sadar saya hanyalah sebutir pasir yang dihempas dan tak terlihat oleh dirimu.
Ulujami, 5 November 2016
09:01AM
Komentar
Posting Komentar