Langsung ke konten utama

Cemburu Pada yang Bukan Miliknya

Terkadang, perasaan begitu lucu. Lucu dan egois, tepatnya.

Dia tidak tau tempat, dengan sembarang menaruh egonya.

Tau tidak, kamu itu tidak berhak cemburu pada dia yang bukan milik mu. Tidak sopan. Ingat, dia bukan milik mu.

Biarkan dia bahagia bersama pemiliknya.

Biarkan dia bebas dengan segala inginnya.


Sakit bukan melihat dia dengan seseorang itu.

Itu sebabnya kamu harus mengatur hati mu.

Lelah bukan, harus sakit karena dia yang sebenarnya tidak menyakiti kamu.

Kasihan dia, tidak tau apa-apa tetapi seakan seperti pelaku kejahatan.

Sudah kubilang, berhenti.

Jangan dilanjutkan.

Atur hati mu.

Jangan sakiti diri sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menerima…

Menerima kenyataan yang tidak sesuai harap bukan lah perkara mudah, Mendengar mereka yang selalu mengatakan untuk ikhlas, nyatanya untuk sampai tahap ikhlas tersebut tidak lah mudah, Butuh proses, yang mungkin berbatu dan terjal yang mungkin sesekali membuat tergelincir, Diperlukan keyakinan bahwa, hal baik ada di depan, Diperlukan penopang, agar tidak jatuh ke jurang yang lebih dalam, Diperlukan kesabaran bahwa, hal sulit ini dapat dilalui seberapa lama pun itu, Semua dapat sampai pada sebuah akhir proses penerimaan, Yang membedakan adalah waktu tempuhnya, Ada yang sangat cepat tapi, ada juga yang butuh waktu lama, Tidak apa, setiap perjalanan memang tidak selalu sama, Sabar, untuk kamu yang sedang menempuh akhir tersebut, Begitu pun untuk kamu yang sedang mendampingi ia menuju akhir penerimaan, bersabarlah, percaya bahwa yang sedang kamu dampingi pun sedang berjuang dengan segala kekuatannya. Percaya bahwa, ada hal baik di depan sedang menanti. Jakarta, 08 Mei 2023 23:08

Mencekik

Aku pernah sangat menyukai aroma parfume mawar yang sangat manis itu, aku beri tahu dia, lalu ia gunakan. Aku menyukai warna merah, ada impian ku di dalamnya. Dengan harap, aku ingin mengelilingi kota. Aku pemalas, hanya olahraga tertentu yang mungkin ingin aku lakukan. Aku suka sekali berfoto, banyak kenangan tersimpan di dalamnya. Akan aku cetak dan kupajang seluruhnya. Aku sangat suka sekali berkeliling mall, salah satu mall di Jakarta adalah tempat favoritku. Aku sangat suka coklat, aku juga suka ramen. Kita nikmati ramen di tempat favorit ku. Asyik bukan? Atau hanya aku saja? Tapi, kini semuanya rusak.    Aroma parfume itu terasa sangat mencekik. Warna itu bagai amarah saat aku melihatnya. Foto itu hanya membuat sesak. Ramen dan mall seperti luka. Kalimat itu terus berputar dikepala. Suaranya terus terngiang. Aku berusaha keras untuk tidak membencinya. Aku berusaha keras menahan doa-doa yang mungkin tidak baik untuknya. Di hati kecil ku, aku berharap dia tidak merasakan s...

Berhenti Di Aku

Aku hanya ingin semua berhenti di aku. Satu hal yang aku pegang sangat erat dalam diri ini, semua berhenti di aku. Semua yang sulit dan pahit berhenti di aku. Cukup aku. Dalam hidup, aku melihatnya bagaikan sebuah pola yang sudah digariskan. Bagaikan musim. Kalau habis senang, ya ada sedih. Setelah itu, melewati masa kosong, lalu senang lagi. Begitu terus terulang. Sampai di suatu waktu, ketika sedang senang, aku selalu memiliki ke khawatiran, “badai seperti apa lagi yang akan aku hadapi?”. Ingin berhenti lebih lama.  Ketakutan yang mungkin akan sulit dipahami orang lain. Mulanya, aku mencoba menjelaskan bagaimana rasanya. Tapi, melihat respon kebanyakan yang mungkin kurang bisa memahami, sepertinya diam lebih baik. Bukan berarti tidak ada yang paham. Ada, sebagian. Sulit memang memahami aku yang rumit. Mungkin akan sakit jika mencoba.  Aku baru saja melihat sebuah video, seorang anak perempuan yang begitu dirayakan oleh ayahnya. Tanpa sadar, aku menangis dan tersenyum miris. ...