Langsung ke konten utama

Postingan

Bukan Sepasang Kekasih

Saat ini sudah tidak ada segan diantara kita, Semua terasa seperti rutinitas, Rutinitas? Bukan, ini kali kedua Tapi canggung mu sudah hilang, bukan? Ah, begitu pun aku. Kita seperti sudah terbiasa, Kali ini aku sudah tidak melihat kepura-puraan dalam diri mu, Melihat itu? Sepertinya bukan hal baru bagi mu. Kalau sebelumnya kita simpan masing-masing, Kali ini berbagi tanpa ragu. Bagaimana dengan film di jam 3 pagi?  Kamu sibuk mencari film apa yang bagus, Aku? Tidak ada energi untuk itu. Mungkin, jika bisa berbicara televisi akan jadi yang paling pertama mengucap protes paling keras, “Kita bertukar peran kah? Aku yang seharusnya kalian lihat, bukan sebaliknya” ucap televisi dalam diam.  Jika Televisi adalah manusia, aku pun ingin bertanya “bagaimana rasanya melihat dua orang memadu kasih, padahal bukan sepasang kekasih?” Pahit? Getir? Senang? Menyedihkan? Tidak terasa, sinar matahari masuk melalu jendela besar itu. Sepertinya 5 menit yang lalu langit masih sangat gelap. Waktu b...
Postingan terbaru

Pertama

Coretan ini halaman pertama untuknya, Pengalaman pertama juga bagi ku, Mungkin, ini yg terdalam. _____ Tidak pernah sedikit pun terlintas, namun ini terjadi. Pelukan itu. Hangat tubuhnya, mendekap tubuh yang dingin. Ternyata benar kata mereka, sentuhan tanpa dibatasi oleh sehelai kain pun adalah yang terhangat.  Pelukan itu, membuat ku ingin terlelap lebih lama. Ingin aku nikmati tiap detik di dalam peluk hangatnya. Walau aku tahu, ini akan berakhir. Sentuhan. Sentuhan pertama yang bahkan tidak pernah seorang pun kubiarkan menyentuh bagian paling inti tubuh ku.  Pagi itu, bahkan disaat semua orang masih menikmati tidurnya. Sentuhan itu, cukup membuat ku membeku sesaat.  Ku biarkan dia menjelajahi, tanpa reaksi, tanpa penolakan. Pertama. Dan bahkan satu-satunya. Dia satu-satunya. Yang mungkin akan terus terekam di kepala. Akan terus diingat.  Perasaan yang bahkan sampai saat ini masih membuat ku bimbang. Rasa yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.  Rasa yang s...

Disetiap Inci Tubuhnya, Bolehkah Aku?

Disetiap inci tubuhnya adalah memori yang terekam jelas, Aroma Tubuh: Membuat ku meminta pada Tuhan, untuk berhentikan waktu sejenak agar aku bisa menikmati aroma tubuhnya yang sangat khas, hanya dimiliki olehnya. Boleh aku menikmatinya? Tulang Selangka: Jari jemari kecil ini dapat merasakan dengan jelas bagaimana tulang selangka miliknya. Disentuhnya tulang selangka kecil itu dengan lembut, hingga rebah kepalanya. Boleh aku ulang waktu itu lagi? Leher: Tahu tidak dimana aroma tubuhnya yang paling kusukai? Iya, di lehernya. Boleh aku lebih lama di dalamnya? Kulit Lembut itu: Aku membeku seketika kulit lembut dirinya menyentuh tubuh ku, bagaimana bisa itu terjadi? Suara: Aku suka suaranya yang aku dengar saat kita hanya berdua. Hanya aku dan kamu. Tidak satu pun orang lain mendengarnya. Suara manja itu! Enggan aku berbagi. Jangan berikan suara itu ke wanita lain! Boleh aku saja yang dengar suara itu? Rambut: Ingin aku rawat rambutnya dengan penuh cinta, boleh tidak? Pundak: Bagaimana bi...

Ingin Berkahir

Bu, tahu tidak? anak mu yang kamu lihat pembangkan ini, kenyataannya ia tidak sekeras itu. Banyak rapuh yang ia simpan.  Entah rapuh yang mana yang sedang menggerogoti dirinya. Bahkan, dirinya sendiri pun tidak bisa memahami isi kepalanya. Kepalanya terlalu berisik, sangat sesak oleh suara-suara yang tidak tahu sejak kapan ada disana. Sudah terlalu lama dan terlalu penuh, sampai bingung yang mana yang harus didengar. Semuanya berkecamuk. Keinginan untuk segera mengakhiri episode kehidupan paling vokal bersuara. Semakin hari semakin bulat. Semakin yakin.   Bising sekali, Bu.  Suara-suara itu begitu menyiksa. Semakin yakin, kalau aku sudah begitu dekat. Untuk hal-hal baik yang terjadi belakangan ini, rasanya sudah lebih dari cukup. Kalau pun benar akan berakhir, akhir ini akan jadi akhir yang bisa dikatakan bahagia. Walaupun sederhana, tapi cukup untuk membuat diri ini ikhlas. 08 November 2024 12:27AM

Bersatu Kembali

  Pertanyaan yang terus berputar Pertanyaan yang selalu ingin ditanyakan,  Tapi tidak tahu siapa yang bisa menjawabnya, Tidak tahu juga apakah ada jawabnya, Pertanyaan yang membuat hati tidak pernah berhenti berharap padanya, Berharap ia kembali berbicara, Memulai obrolan seperti sedia kala, Obrolan yang tidak pernah terputus sepanjang masa, Berharap kembali notif darinya membuat hidup berwarna, Berharap hanya dirinya lah yang mampu menenangkan diri yang hilang arah entah kemana, Berharap dia yang mampu kembali mebawa diri ini pulang ke tempat semestinya, Bukan tidak bisa kembali dengan sendirinya, Tapi, ia datang untuk menjemputnya, Dengan tutur lembutnya, Yang dulu selalu dapat didengar di setiap harinya, Kalau saja hal itu tidak terjadi? Kalau saja diri ini lebih sabar menyikapi? Kalau saja, Kalau saja, Kalau saja, Akankah diri ini masih bersamanya dalam sunyi? Hingga tidak ada seorang pun mengetahui, bahwa ada dua insan yang saling mengasihi dalam sepi.  Ucap dalam di...

Hilang

Nyatanya sampai hari ini, tidak ditemukan lagi buku penuh cerita itu. Entah kemana semua cerita-cerita ini akan berlabuh, sebab ia kehilangan tempat bersandarnya. 1 Juli 2024 4:44 AM

Pesan (?)

Ada sebuah artikel singkat mengatakan, bahwa ada seekor kucing yang hobi mencuri ikan. Disebarkannya artikel keseluruh penjuru, sebagian percaya, sebagian tidak.  Faktanya, kucing tersebut tidak mencuri, ada seseorang yang merawatnya. Namun, sebagian orang sudah menganggapnya maling karena artikel tersebut.

Mencekik

Aku pernah sangat menyukai aroma parfume mawar yang sangat manis itu, aku beri tahu dia, lalu ia gunakan. Aku menyukai warna merah, ada impian ku di dalamnya. Dengan harap, aku ingin mengelilingi kota. Aku pemalas, hanya olahraga tertentu yang mungkin ingin aku lakukan. Aku suka sekali berfoto, banyak kenangan tersimpan di dalamnya. Akan aku cetak dan kupajang seluruhnya. Aku sangat suka sekali berkeliling mall, salah satu mall di Jakarta adalah tempat favoritku. Aku sangat suka coklat, aku juga suka ramen. Kita nikmati ramen di tempat favorit ku. Asyik bukan? Atau hanya aku saja? Tapi, kini semuanya rusak.    Aroma parfume itu terasa sangat mencekik. Warna itu bagai amarah saat aku melihatnya. Foto itu hanya membuat sesak. Ramen dan mall seperti luka. Kalimat itu terus berputar dikepala. Suaranya terus terngiang. Aku berusaha keras untuk tidak membencinya. Aku berusaha keras menahan doa-doa yang mungkin tidak baik untuknya. Di hati kecil ku, aku berharap dia tidak merasakan s...

Bimbang

Aku pernah begitu membenci seseorang, tapi jauh di hati kecil ku juga begitu sayang. Setiap mendengar namanya, melihat wajahnya, terlintas memikirkannya rasanya seperti berkecamuk. Dia bisa membuat kepala dan hati ku ribut tak karuan. “Aku ingin dia menjadi cermin dari perbuatannya, dan hanya aku obatnya” Terkadang tanpa sengaja terucap sumpah yang begitu keji untuknya. Tapi, sedetik kemudian ada rasa bersalah karena sumpah yang sudah kulangitkan untuknya. Aku juga tidak mau dia merasakan sakit karena sumpah-sumpah ku. Di sisi lain, aku ingin dia jera dan merasakan semua yang telah dia lakukan. Aku sangat percaya hukum tabur tuai. Jika saat ini kamu bisa membuat ku begitu patah karena perlakuan mu. Aku percaya suatu saat nanti kamu akan merasakan hal yang sama. Tapi, ada sewaktu ketika aku mera sa begitu takut kamu merasakan apa yang aku rasakan. Menurut ku, sakit ku cukup aku saja, kamu tidak usah merasakannya. Kamu tidak perlu tahu bagaimana sakitnya. Kamu tidak perlu tahu bagaimana ...

Harapan

  Selamat tinggal 2023! Terima kasih ya, begitu banyak cerita hidup!  Banyak dukanya,  Banyak juga tawanya, Tidak banyak ingin di tahun mendatang, Sepertinya, hidup tenang menjadi impian terbesar saat ini, Dunia ku memang sempat hancur di paruh waktu tahun ini, Tidak apa, hidup memang seperti roda, bukan? Sempat berpikir akan menjadi akhir, tapi selalu ada tangan yang menarik untuk bangkit, Tapi, apa akan selalu bergantung seperti ini? 2024, damai yah!

Kutukan

“Selama menikah, Aku tidak pernah bahagia” “Menikah banyak sulitnya” Kalimat itu yang terus membayangi isi kepala ku.  Seringkali timbul pertanyaan "Apakah aku akan menerima kutukan ini?" Semua yang ia jalani saat ini, seperti yang ibu nya alami. Akankah aku juga mengalaminya? Kalau ia bisa kuat menjalani, apakah aku bisa? Rasanya tidak. Aku selalu berdoa agar tidak menjalani hidup seperti mu. Aku jahat ya? Meminta untuk tidak seperti kamu. Karena, aku tidak sekuat kamu. Ingin sekali rasanya merayakan kamu. Kamu sangat pantas menerima seluruh kebahagian di bumi ini, setelah derita yang begitu panjang. Tapi, aku belum mampu membahagiakan mu . Maaf ya. Sebenarnya, aku sangat benci memberi janji. Tapi, untuk kamu aku berjanji, semua lelah, sakit, dan air mata mu selama ini tak akan terulang lagi. Jangan menangis lagi. Maaf, aku tidak disamping mu saat itu. Maaf, aku memilih pergi saat itu.  Kamu tidak salah. Kamu berhenti ya minta maaf ke aku. Maaf ya, saat ini aku terlalu sibuk...