Saat ini sudah tidak ada segan diantara kita, Semua terasa seperti rutinitas, Rutinitas? Bukan, ini kali kedua Tapi canggung mu sudah hilang, bukan? Ah, begitu pun aku. Kita seperti sudah terbiasa, Kali ini aku sudah tidak melihat kepura-puraan dalam diri mu, Melihat itu? Sepertinya bukan hal baru bagi mu. Kalau sebelumnya kita simpan masing-masing, Kali ini berbagi tanpa ragu. Bagaimana dengan film di jam 3 pagi? Kamu sibuk mencari film apa yang bagus, Aku? Tidak ada energi untuk itu. Mungkin, jika bisa berbicara televisi akan jadi yang paling pertama mengucap protes paling keras, “Kita bertukar peran kah? Aku yang seharusnya kalian lihat, bukan sebaliknya” ucap televisi dalam diam. Jika Televisi adalah manusia, aku pun ingin bertanya “bagaimana rasanya melihat dua orang memadu kasih, padahal bukan sepasang kekasih?” Pahit? Getir? Senang? Menyedihkan? Tidak terasa, sinar matahari masuk melalu jendela besar itu. Sepertinya 5 menit yang lalu langit masih sangat gelap. Waktu b...
Coretan ini halaman pertama untuknya, Pengalaman pertama juga bagi ku, Mungkin, ini yg terdalam. _____ Tidak pernah sedikit pun terlintas, namun ini terjadi. Pelukan itu. Hangat tubuhnya, mendekap tubuh yang dingin. Ternyata benar kata mereka, sentuhan tanpa dibatasi oleh sehelai kain pun adalah yang terhangat. Pelukan itu, membuat ku ingin terlelap lebih lama. Ingin aku nikmati tiap detik di dalam peluk hangatnya. Walau aku tahu, ini akan berakhir. Sentuhan. Sentuhan pertama yang bahkan tidak pernah seorang pun kubiarkan menyentuh bagian paling inti tubuh ku. Pagi itu, bahkan disaat semua orang masih menikmati tidurnya. Sentuhan itu, cukup membuat ku membeku sesaat. Ku biarkan dia menjelajahi, tanpa reaksi, tanpa penolakan. Pertama. Dan bahkan satu-satunya. Dia satu-satunya. Yang mungkin akan terus terekam di kepala. Akan terus diingat. Perasaan yang bahkan sampai saat ini masih membuat ku bimbang. Rasa yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Rasa yang s...