Langsung ke konten utama

Januari

   Januari, 2015. Aku bingung kata apa yang harus aku ungkapkan di awal bulan ini entah senang atau sedih. Di bulan ini dia mulai datang ke kehidupanku, entah bagaimana dia datang tapi yang pasti dia sudah ada di dalam hidupku begitu saja tanpa permisi untuk izin masuk dulu kepadaku. Aku sedikit kesal dengannya yang tiba-tiba datang dihidupku, tapi lebih banyak senangnya kalau mengingat kamu yang memberi warna indah di kanvas hidupku saat itu. Yang harus kamu tau, kamu itu adalah orang yang paling pintar di dunia ini (pada saat itu sih) karna kamu datang di waktu yang tepat, dan aku adalah orang yang paling beruntung karna pernah dekat dengan mu, walaupun tidak secara resmi, tapi aku tetap merasa menjadi orang paling beruntung saat itu. Kamu yang datang tiba-tiba dengan sekotak cat akrilik untuk mewarnai kanvasku. Tapi kenapa disaat aku hanya sedang ingin denganmu saja, ada penyelusup yang datang di hidupku, dia datang dengan membawa lebih banyak warna cat akrilik untukku, tapi aku tidak senang karna aku lebih suka warna-warna yang di bawa olehmu.
  Tetapi hukum alam tidak bisa dibantah, mana yang lebih dominan pasti dia yang menang. Kenapa kita seperti Negara ini yang menganut sistim demokrasi dimana yang lebih banyak lah yang menang. Padahal yang aku mau dirimu bukan dirinya. Tapi kenapa aku harus dengannya? Kenapa? Oh iya aku ingat, ada dorongan yang begitu kuat sehingga aku tidak bisa menahannya, sehingga aku jatuh dengannya. Tapi kenapa kamu saat itu tidak membantu ku? Apa ada orang yang menarikmu saat kamu ingin membantuku? Kamu tidak pernah mengatakannya pada ku sampai saat ini.
   Aku mencoba bangkit, aku tidak mau jatuh terlalu lama dengannya, yang aku mau aku jatuh denganmu bukan dengannya. Aku mencoba melawan dan akhirnya aku bisa, aku bisa bangkit dan aku tidak lagi jatuh dengannya. Tapi saat aku bangkit, aku kasihan dengan dirinya yang masih tetap terjatuh dan tidak pernah bangkit. Aku ingin menolongnya tapi aku takut, itu hanyalah jebakan agar aku jatuh lagi dengannya. Aku harus membuat keputusan, ya aku putuskan untuk meninggalkannya dalam keadaan jatuh. Aku merasa senang karna bisa bangkit seutuhnya, tapi saat itu aku juga merasa jadi orang paling jahat karna aku tidak membantunya. Tapi itulah hidup, aku harus bisa menentukan pilihan apapun resikonya.

Ulujami

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menerima…

Menerima kenyataan yang tidak sesuai harap bukan lah perkara mudah, Mendengar mereka yang selalu mengatakan untuk ikhlas, nyatanya untuk sampai tahap ikhlas tersebut tidak lah mudah, Butuh proses, yang mungkin berbatu dan terjal yang mungkin sesekali membuat tergelincir, Diperlukan keyakinan bahwa, hal baik ada di depan, Diperlukan penopang, agar tidak jatuh ke jurang yang lebih dalam, Diperlukan kesabaran bahwa, hal sulit ini dapat dilalui seberapa lama pun itu, Semua dapat sampai pada sebuah akhir proses penerimaan, Yang membedakan adalah waktu tempuhnya, Ada yang sangat cepat tapi, ada juga yang butuh waktu lama, Tidak apa, setiap perjalanan memang tidak selalu sama, Sabar, untuk kamu yang sedang menempuh akhir tersebut, Begitu pun untuk kamu yang sedang mendampingi ia menuju akhir penerimaan, bersabarlah, percaya bahwa yang sedang kamu dampingi pun sedang berjuang dengan segala kekuatannya. Percaya bahwa, ada hal baik di depan sedang menanti. Jakarta, 08 Mei 2023 23:08

Mencekik

Aku pernah sangat menyukai aroma parfume mawar yang sangat manis itu, aku beri tahu dia, lalu ia gunakan. Aku menyukai warna merah, ada impian ku di dalamnya. Dengan harap, aku ingin mengelilingi kota. Aku pemalas, hanya olahraga tertentu yang mungkin ingin aku lakukan. Aku suka sekali berfoto, banyak kenangan tersimpan di dalamnya. Akan aku cetak dan kupajang seluruhnya. Aku sangat suka sekali berkeliling mall, salah satu mall di Jakarta adalah tempat favoritku. Aku sangat suka coklat, aku juga suka ramen. Kita nikmati ramen di tempat favorit ku. Asyik bukan? Atau hanya aku saja? Tapi, kini semuanya rusak.    Aroma parfume itu terasa sangat mencekik. Warna itu bagai amarah saat aku melihatnya. Foto itu hanya membuat sesak. Ramen dan mall seperti luka. Kalimat itu terus berputar dikepala. Suaranya terus terngiang. Aku berusaha keras untuk tidak membencinya. Aku berusaha keras menahan doa-doa yang mungkin tidak baik untuknya. Di hati kecil ku, aku berharap dia tidak merasakan sakit seba

Harapan

  Selamat tinggal 2023! Terima kasih ya, begitu banyak cerita hidup!  Banyak dukanya,  Banyak juga tawanya, Tidak banyak ingin di tahun mendatang, Sepertinya, hidup tenang menjadi impian terbesar saat ini, Dunia ku memang sempat hancur di paruh waktu tahun ini, Tidak apa, hidup memang seperti roda, bukan? Sempat berpikir akan menjadi akhir, tapi selalu ada tangan yang menarik untuk bangkit, Tapi, apa akan selalu bergantung seperti ini? 2024, damai yah!