Langsung ke konten utama

Sisi Lain Dirimu

Kamu tau kenapa saya bisa mencintaimu?


Kamu tau kenapa saya bisa bertahan begitu lama dengan perasaan saya kepadamu walaupun hanya saya yang merasakan sendiri?


Kamu tau kenapa saya bisa begitu jatuh hati padamu? 


Apakah kamu mau tau jawabnya?


Saya akan ceritakan ini padamu.


Mulanya saya tidak tau, apa yang membuat saya jatuh cinta padamu.


Secara fisik iya memang kamu tipe saya. Tapi, saya bukan orang yang bisa mencintai seseorang dengan begitu lama hanya karena fisik.


Ketika kamu membaca ini sampai selesai, kamu akan tau jawabannya.


Mulanya saya tau kamu karena seseorang yang saya kenal menyukai mu, ia menceritakan tentang mu kepada saya.


Sejak saat itu, saya mengetahui keberadaanmu tetapi semua terasa biasa saja. 


Bahkan, saya merasa ada sedikit keanehan saat kamu tersenyum. Entah apa, tapi rasanya aneh saja. Sudah. Jangan dimasukan kedalam hati, itu kan dulu. Tetap tersenyum ya pada siapapun itu. 


Kamu seseorang yang ramah menurut saya, karena kamu kerap menyapa saya.


Saat kita berada dalam satu tujuan yang sama untuk suatu acara, dimana kamu menjadi pelaksana. Saya rasa, disana saya mulai melihat sesuatu yang berbeda dari diri kamu.


Senyum mu yang semula aneh menurut saya, menjadi candu.


Mungkin disaat itu sudah mulai muncul benih-benih perasaan yang saat ini ada begitu lama di hati saya.


Saya fikir, perasaan ini tidak akan berlangsung lama. Karena, yang sudah-sudah ketika saya menyukai seseorang karena fisik hanya bertahan sesaat saja dan mudah untuk saya lupakan.


Lanjut yaa ceritanya...


Sebenarnya saya sudah hampir bisa melupakanmu, hanya tinggal sedikit lagi saya mampu melupakanmu.


Tapi....


Di suatu perkumpulan, saya melihat sisi lain dari dirimu yang menurut saya tidak banyak dimiliki oleh orang lain.


Kedewasaan mu, bagaimana kamu menghadapi masalah, bagaimana cara kamu mengontrol emosimu, kamu begitu berbeda.

Semua itu, belum tentu dimiliki oleh orang lain. Semua kedewasaan sikap mu itu sulit untuk dilakukan. Tapi, kamu bisa.


Sisi lain dari dirimu itulah yang membuat saya hingga saat ini mencintaimu.


Saya melihat sesuatu yang berbeda dari dirimu yang jarang saya temukan pada orang lain.


Saya jatuh cinta dengan itu. Dengan sikap mu. Dengan caramu bagaimana menghadapi masalah. Dengan kedewasaan mu. Dengan bagaimana caramu menjadi orang dewasa. 


Bukan lagi tentang fisik, bukan lagi tentang apa yang terlihat, tetapi tentang bagaimana saya memandang dirimu dari sisi lain mu. Dari sisi yang berbeda.


Sejak saat itu, sulit bagi saya melupakan mu.


Di suatu waktu saya memberanikan diri mengungkapkan perasaan saya. Lagi. Dan lagi. Kedewasaan mu semakin membuat saya tersentuh.


Tapi, ada satu yang sebenarnya saya harapkan saat saya mengungkapkan perasaan saya kepadamu.


Saya berharap kamu menanyakan apa yang membuat saya jatuh hati padamu. Tapi sayang, asa hanya sekedar asa.


Saya ingin kamu tau, bahwa ada hal spesial dalam dirimu. Saya ingin kamu tau bahwa kamu spesial. Saya ingin kamu tau bahwa saya jatuh hati padamu dari sisi lain mu.


Kamu hebat, bisa menjadi orang dewasa meskipun sulit.


Terima kasih, sudah membaca ini. Hingga saat ini. Hingga saat saya selesai menulis ini. Hati saya masih milikmu. Terima kasih.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertama

Coretan ini halaman pertama untuknya, Pengalaman pertama juga bagi ku, Mungkin, ini yg terdalam. _____ Tidak pernah sedikit pun terlintas, namun ini terjadi. Pelukan itu. Hangat tubuhnya, mendekap tubuh yang dingin. Ternyata benar kata mereka, sentuhan tanpa dibatasi oleh sehelai kain pun adalah yang terhangat.  Pelukan itu, membuat ku ingin terlelap lebih lama. Ingin aku nikmati tiap detik di dalam peluk hangatnya. Walau aku tahu, ini akan berakhir. Sentuhan. Sentuhan pertama yang bahkan tidak pernah seorang pun kubiarkan menyentuh bagian paling inti tubuh ku.  Pagi itu, bahkan disaat semua orang masih menikmati tidurnya. Sentuhan itu, cukup membuat ku membeku sesaat.  Ku biarkan dia menjelajahi, tanpa reaksi, tanpa penolakan. Pertama. Dan bahkan satu-satunya. Dia satu-satunya. Yang mungkin akan terus terekam di kepala. Akan terus diingat.  Perasaan yang bahkan sampai saat ini masih membuat ku bimbang. Rasa yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.  Rasa yang s...

Bukan Sepasang Kekasih

Saat ini sudah tidak ada segan diantara kita, Semua terasa seperti rutinitas, Rutinitas? Bukan, ini kali kedua Tapi canggung mu sudah hilang, bukan? Ah, begitu pun aku. Kita seperti sudah terbiasa, Kali ini aku sudah tidak melihat kepura-puraan dalam diri mu, Melihat itu? Sepertinya bukan hal baru bagi mu. Kalau sebelumnya kita simpan masing-masing, Kali ini berbagi tanpa ragu. Bagaimana dengan film di jam 3 pagi?  Kamu sibuk mencari film apa yang bagus, Aku? Tidak ada energi untuk itu. Mungkin, jika bisa berbicara televisi akan jadi yang paling pertama mengucap protes paling keras, “Kita bertukar peran kah? Aku yang seharusnya kalian lihat, bukan sebaliknya” ucap televisi dalam diam.  Jika Televisi adalah manusia, aku pun ingin bertanya “bagaimana rasanya melihat dua orang memadu kasih, padahal bukan sepasang kekasih?” Pahit? Getir? Senang? Menyedihkan? Tidak terasa, sinar matahari masuk melalu jendela besar itu. Sepertinya 5 menit yang lalu langit masih sangat gelap. Waktu b...

Menerima…

Menerima kenyataan yang tidak sesuai harap bukan lah perkara mudah, Mendengar mereka yang selalu mengatakan untuk ikhlas, nyatanya untuk sampai tahap ikhlas tersebut tidak lah mudah, Butuh proses, yang mungkin berbatu dan terjal yang mungkin sesekali membuat tergelincir, Diperlukan keyakinan bahwa, hal baik ada di depan, Diperlukan penopang, agar tidak jatuh ke jurang yang lebih dalam, Diperlukan kesabaran bahwa, hal sulit ini dapat dilalui seberapa lama pun itu, Semua dapat sampai pada sebuah akhir proses penerimaan, Yang membedakan adalah waktu tempuhnya, Ada yang sangat cepat tapi, ada juga yang butuh waktu lama, Tidak apa, setiap perjalanan memang tidak selalu sama, Sabar, untuk kamu yang sedang menempuh akhir tersebut, Begitu pun untuk kamu yang sedang mendampingi ia menuju akhir penerimaan, bersabarlah, percaya bahwa yang sedang kamu dampingi pun sedang berjuang dengan segala kekuatannya. Percaya bahwa, ada hal baik di depan sedang menanti. Jakarta, 08 Mei 2023 23:08