Ketika hati sudah memainkan perannya.
Semua yang kupikir akan menjadi kesenangan, ternyata tidak.
Semua yang membuat tersenyum, ternyata menjadi pusat kesedihan.
Semua yang aku tunggu, ternyata menjadi yang ingin dihindari.
Lengkungan dibibir, berubah menjadi aliran kecil dipelupuk mata.
Sungguh, aku tak mengerti mengapa hati memilihmu menjadi pemeran utamanya.
Tidak adakah pemeran lain? Pemeran yang bisa kupilih sendiri.
Aku tidak mengerti mengapa hati memainkan perannya secepat ini.
Tidak bisakah ditunda sementara waktu?
Sungguh, aku ingin rehat sejenak dari masalah hati.
Aku seperti ingin mengabaikanmu untuk sementara waktu,
tetapi hati terus meronta,menangis, dan meringis meminta untuk digubris,
hati terus berteriak meminta diperhatikan, berharap tak diabaikan dan diacuhkan.
Maafkan aku, bukan aku tidak peduli.
Aku hanya ingin rehat sejenak.
Ulujami,12 Desember 2016
08:26AM
Komentar
Posting Komentar