Aku pernah begitu membenci seseorang, tapi jauh di hati kecil ku juga begitu sayang. Setiap mendengar namanya, melihat wajahnya, terlintas memikirkannya rasanya seperti berkecamuk. Dia bisa membuat kepala dan hati ku ribut tak karuan.
“Aku ingin dia menjadi cermin dari perbuatannya, dan hanya aku obatnya”
Terkadang tanpa sengaja terucap sumpah yang begitu keji untuknya. Tapi, sedetik kemudian ada rasa bersalah karena sumpah yang sudah kulangitkan untuknya.
Aku juga tidak mau dia merasakan sakit karena sumpah-sumpah ku. Di sisi lain, aku ingin dia jera dan merasakan semua yang telah dia lakukan.
Aku sangat percaya hukum tabur tuai. Jika saat ini kamu bisa membuat ku begitu patah karena perlakuan mu. Aku percaya suatu saat nanti kamu akan merasakan hal yang sama.
Tapi, ada sewaktu ketika aku merasa begitu takut kamu merasakan apa yang aku rasakan. Menurut ku, sakit ku cukup aku saja, kamu tidak usah merasakannya. Kamu tidak perlu tahu bagaimana sakitnya. Kamu tidak perlu tahu bagaimana bangkit dari masa sulitnya.
Bukan karena aku terlalu sayang dengan mu. Tapi, aku sayang dengan diri ku. Melihat mu jatuh cukup membuat aku sakit. Jadi, cukup satu kali saja aku rasakan. Aku tidak mau merasakan yang kedua kali melalui hukuman yang diterima diri mu.
Saat kamu menerima hukuman dari doa-doa yang dilangitkan oleh ku. Disaat itu juga aku merasa seperti dihukum karena doa-doa atas rasa sakit yang disebabkan olehmu.
7 Februari 2024
12:16
Komentar
Posting Komentar