Langsung ke konten utama

Doa...

Malam itu saya berdoa pada Tuhan...

Tuhan, saya ingin dia menjadi pasangan saya...

Saya sebut namanya dalam doa,

lalu, saya meminta lagi kepada Tuhan,

Tuhan, jadikan dia orang ya baik akhlak dan agamanya.

Setelah itu, keesokan harinya..

Saya mendapat cerita tentang dirinya,

cerita yang mungkin kurang baik tentangnya.

Mendengar hal tersebut, membuat saya berpikir..

Apakah ini jawaban dari doa saya malam itu?

Haruskah saya berhenti,

atau...

Ini cara Tuhan menguji saya sebelum Tuhan memberikan permintaan saya,

menguji dengan 'apakah saya mau menerima dirinya apa adanya, dengan segala kekurangan dan kelebihannya'

Semakin hari, saya terus dibuat mendapat cerita tentangnya

ya, lagi dan lagi cerita yang menurut saya kurang baik tentangnya 

Apakah saya harus berhenti?

Saya pikir, saya terlalu banyak meminta kepada Tuhan

kembali saya meminta, namun dengan permintaan yang lebih sederhana..

'Tuhan, jika menurutmu dia terbaik untuk saya, dekatkan ia dengan saya, jadikan dirinya pribadi yang baik akhlak dan agamanya. Namun, jika ia bukan yang terbaik untuk saya, maka buatlah hati saya untuk tidak jatuh padanya'

ucap saya dalam doa..

Saya sadar saat saya mencintai seseorang, saya harus memintanya kepada pemilik hati, ya, Tuhan. Saya harus meminta kepada Tuhan. Bukan berharap kepada dia yang saya inginkan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menerima…

Menerima kenyataan yang tidak sesuai harap bukan lah perkara mudah, Mendengar mereka yang selalu mengatakan untuk ikhlas, nyatanya untuk sampai tahap ikhlas tersebut tidak lah mudah, Butuh proses, yang mungkin berbatu dan terjal yang mungkin sesekali membuat tergelincir, Diperlukan keyakinan bahwa, hal baik ada di depan, Diperlukan penopang, agar tidak jatuh ke jurang yang lebih dalam, Diperlukan kesabaran bahwa, hal sulit ini dapat dilalui seberapa lama pun itu, Semua dapat sampai pada sebuah akhir proses penerimaan, Yang membedakan adalah waktu tempuhnya, Ada yang sangat cepat tapi, ada juga yang butuh waktu lama, Tidak apa, setiap perjalanan memang tidak selalu sama, Sabar, untuk kamu yang sedang menempuh akhir tersebut, Begitu pun untuk kamu yang sedang mendampingi ia menuju akhir penerimaan, bersabarlah, percaya bahwa yang sedang kamu dampingi pun sedang berjuang dengan segala kekuatannya. Percaya bahwa, ada hal baik di depan sedang menanti. Jakarta, 08 Mei 2023 23:08

Mencekik

Aku pernah sangat menyukai aroma parfume mawar yang sangat manis itu, aku beri tahu dia, lalu ia gunakan. Aku menyukai warna merah, ada impian ku di dalamnya. Dengan harap, aku ingin mengelilingi kota. Aku pemalas, hanya olahraga tertentu yang mungkin ingin aku lakukan. Aku suka sekali berfoto, banyak kenangan tersimpan di dalamnya. Akan aku cetak dan kupajang seluruhnya. Aku sangat suka sekali berkeliling mall, salah satu mall di Jakarta adalah tempat favoritku. Aku sangat suka coklat, aku juga suka ramen. Kita nikmati ramen di tempat favorit ku. Asyik bukan? Atau hanya aku saja? Tapi, kini semuanya rusak.    Aroma parfume itu terasa sangat mencekik. Warna itu bagai amarah saat aku melihatnya. Foto itu hanya membuat sesak. Ramen dan mall seperti luka. Kalimat itu terus berputar dikepala. Suaranya terus terngiang. Aku berusaha keras untuk tidak membencinya. Aku berusaha keras menahan doa-doa yang mungkin tidak baik untuknya. Di hati kecil ku, aku berharap dia tidak merasakan sakit seba

Harapan

  Selamat tinggal 2023! Terima kasih ya, begitu banyak cerita hidup!  Banyak dukanya,  Banyak juga tawanya, Tidak banyak ingin di tahun mendatang, Sepertinya, hidup tenang menjadi impian terbesar saat ini, Dunia ku memang sempat hancur di paruh waktu tahun ini, Tidak apa, hidup memang seperti roda, bukan? Sempat berpikir akan menjadi akhir, tapi selalu ada tangan yang menarik untuk bangkit, Tapi, apa akan selalu bergantung seperti ini? 2024, damai yah!