Malam itu saya berdoa pada Tuhan...
Tuhan, saya ingin dia menjadi pasangan saya...
Saya sebut namanya dalam doa,
lalu, saya meminta lagi kepada Tuhan,
Tuhan, jadikan dia orang ya baik akhlak dan agamanya.
Setelah itu, keesokan harinya..
Saya mendapat cerita tentang dirinya,
cerita yang mungkin kurang baik tentangnya.
Mendengar hal tersebut, membuat saya berpikir..
Apakah ini jawaban dari doa saya malam itu?
Haruskah saya berhenti,
atau...
Ini cara Tuhan menguji saya sebelum Tuhan memberikan permintaan saya,
menguji dengan 'apakah saya mau menerima dirinya apa adanya, dengan segala kekurangan dan kelebihannya'
Semakin hari, saya terus dibuat mendapat cerita tentangnya
ya, lagi dan lagi cerita yang menurut saya kurang baik tentangnya
Apakah saya harus berhenti?
Saya pikir, saya terlalu banyak meminta kepada Tuhan
kembali saya meminta, namun dengan permintaan yang lebih sederhana..
'Tuhan, jika menurutmu dia terbaik untuk saya, dekatkan ia dengan saya, jadikan dirinya pribadi yang baik akhlak dan agamanya. Namun, jika ia bukan yang terbaik untuk saya, maka buatlah hati saya untuk tidak jatuh padanya'
ucap saya dalam doa..
Saya sadar saat saya mencintai seseorang, saya harus memintanya kepada pemilik hati, ya, Tuhan. Saya harus meminta kepada Tuhan. Bukan berharap kepada dia yang saya inginkan.
Komentar
Posting Komentar