Malam ini saya mulai kembali untuk menulis. Tidak hanya sekedar menulis tapi menuangkan isi hati dan kepala saya yang berkecamuk. Saya tidak tahu apakah setiap orang yang sedang berada di fase usia 20-an mengalami hal yang sama dengan saya atau tidak. Atau. Hanya saya saja yang merasakan?
Memikirkan bagaimana masa depan? Apa yang akan
saya hadapi? Apakah benar jalan yang saya ambil? Haruskan saya melangkah? Mundur
atau maju? Atau bahkan diam ditempat? Semua berkecamuk dikepala saya. Tentunya juga
dihati saya.
Yang menyulitkan adalah hati dan pikiran saya
memiliki pilihan yang bertolak belakang. Kata orang jika sedang sulit ikuti
kata hati. Namun, kata orang yang lainnya ikuti kepala kita karena itu lebih
rasional. Entah mana yang harus saya ikuti.
Seorang laki-laki berkata kepada saya “hidup
ini memang untuk keluar dari kesulitan untuk menuju kesulitan yang lainnya”
Benar. Hanya itu yang saya rasakan. Sulit –
terbebas – kemudian sulit lagi – dan terus berulang. Seperti sudah sangat paham
dengan pola seperti ini.
Perasaan tidak tenang terus menghantui. Resah. Gundah.
Tidak tahu harus berbuat apa. Hanya ingin menangis lalu tertidur.
“Kapan terakhir kali kamu dapat tertidur tenang”
lagu Hindia sepertinya sangat mewakilkan diri saya saat ini.
Ingin kembali kemasa dimana saya bisa tertawa
bebas, jalan-jalan tanpa beban meskipun tidak memiliki penghasilan.
Tidak. Saat ini saya ingin memiliki penghasilan.
Komentar
Posting Komentar