Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021

Cara Tuhan Mengingatkan Hambanya

  Jalan ciledug raya yang selalu ramai mulai dari angkutan umum, motor, dan mobil yang lalu lalang yang mungkin saja banyak diantara mereka sedang berjuang mencari nafkah untuk keluarganya. Para pedagang yang menjajakan dagangannya. Ada yang sedang Bahagia karena membawa banyak rezeki untuk keluarganya, ada yang mungkin sedang sedih karena barang dagangannya tidak kunjung terjual Selama kurang lebih 4 hari saya rutin melewati jalan ciledug raya, perjalanan dari rumah menuju Graha Raya atau sebaliknya yang saya tempuh dengan waktu 30-45 menit siapa sangka memberikan begitu banyak pelajaran berharga untuk saya. Sangat indah cara Tuhan memberikan “peringatan untuk bersyukur” pada hambanya. Setiap pagi saat melewati jalan tersebut saya selalu melihat sosok penuh semangat membawa begitu banyak balon dengan raut wajah penuh harap jika balon-balon ditangannya akan habis terjual. Dibalik semangatnya tidak dapat dipungkiri rasa lelah yang ada dalam dirinya. Beliau berdiri dengan harapan ada

"Kapan Terakhir Kali Kamu Dapat Tertidur Tenang?" -Hindia

Malam ini saya mulai kembali untuk menulis. Tidak hanya sekedar menulis tapi menuangkan isi hati dan kepala saya yang berkecamuk. Saya tidak tahu apakah setiap orang yang sedang berada di fase usia 20-an mengalami hal yang sama dengan saya atau tidak. Atau. Hanya saya saja yang merasakan? Memikirkan bagaimana masa depan? Apa yang akan saya hadapi? Apakah benar jalan yang saya ambil? Haruskan saya melangkah? Mundur atau maju? Atau bahkan diam ditempat? Semua berkecamuk dikepala saya. Tentunya juga dihati saya. Yang menyulitkan adalah hati dan pikiran saya memiliki pilihan yang bertolak belakang. Kata orang jika sedang sulit ikuti kata hati. Namun, kata orang yang lainnya ikuti kepala kita karena itu lebih rasional. Entah mana yang harus saya ikuti. Seorang laki-laki berkata kepada saya “hidup ini memang untuk keluar dari kesulitan untuk menuju kesulitan yang lainnya” Benar. Hanya itu yang saya rasakan. Sulit – terbebas – kemudian sulit lagi – dan terus berulang. Seperti sudah sa