Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

Rumit

Sungguh sangat sulit. Sulit untuk menuangkan segala yang ada. Segalanya sudah sangat penat. Hingga sesak yang dirasa. Kata sudah tidak dapat mewakilkan. Hanya diam yang dapat mengerti. Sungguh. Semua tentangmu teramat rumit. Otakku tidak mampu memikirkannya. Hatiku tidak mampu memahaminya. Tidak satupun dapat menjelaskannya. Termasuk kamu. Mungkin. Aku bukan yang tepat untukmu. Sebab diriku tidak dapat  memahamimu. Dia. Satu-satunya yang mengerti dirimu. Maka. Berbahagialah kamu bersamanya. Terimakasih. Atas kesempatan waktumu untukku. Ulujami, 29 November 2016 09:15 PM

RINDU

Selamat datang rindu. Teman terbaikku. Sejenak tanpamu. Sudah merindu lagi. Selamat datang rindu. Tak kuat aku tanpamu. Terus merintih memanggilmu. Meronta ingin memelukmu. Selamat datang rindu. Jangan pergi jauh dariku. Ulujami, 25 November 2016 6:49PM

CEMAS

Teruntuk kamu. Yang memiliki hobi aneh. Hobimu merepotkan. Merepotkan diriku yang tak suka direpotkan. Kau selalu saja membuat cemas. Entah dengan sihir apa kamu gunakan. Direpotkan olehmu menjadi kesenanganku. Bahkan menjadi rinduku. Mencemaskanmu sudah menjadi canduku. Bahkan melebihi candu narkotika. Untuk kamu yang merepotkan. Cemasku bukan karena hilangmu. Melainkan sakitmu. Sakit apapun itu. Sebab jika kau tidak sakit pasti kau bahagia. Untuk kamu yang merepotkan. Jika kau tidak di bumi. Tidak akan cemas aku dibuatmu. Tapi tetaplah kau di bumi. Karena mencemaskanmu adalah hobiku. Ulujami, 17 November 2016  08:23PM

HUJAN

Hujan. Bukan hanya sekedar air yang turun dari langit lalu membasahi seantero jagad raya ini. Bukan hanya sekedar siklus air seperti yang kita pelajari. Lebih dari itu, hujan bagaikan pengingat yang paling baik. Karena disetiap tetes air yang turun. Mengingatkan kembali kisah-kisah yang terlupakan. Membangkitkan kenangan-kenangan yang telah mati. Dan mengembalikan cerita-cerita yang hilang. Bahkan ia dapat menyimpannya kembali dengan sangat rapih. Hujan. Suaranya begitu mengasyikkan. Mengajak setiap insan yang mendengarnya untuk ikut larut bersamanya. Suaranya begitu merdu bagaikan alunan musik. Mengajak setiap orang yang mendengar untuk ikut bernyanyi bersamanya. Hujan. Langit seperti mengerti bagaimana perasaan setiap anak manusia yang rindu akan dirimu. Rindu akan wangimu yang begitu mengharumkan. Rindu akan udara yang menyejukkan saat engkau turun. Dan rindu akan caramu membuat tanaman-tanaman dibumi ini tersenyum. Hujan. Tanpa banyak

Mr. I CAN’T TELL YOU HIS NAME

   Hai kamu. Kamu yang selalu ada disetiap hari saya selama kurang lebih 3 tahun ini. Tidakkah kamu bosan dengan saya yang selalu menganggumu? Saya harap kamu tidak bosan dengan saya, karena jika itu terjadi saya tidak tau harus kepada siapa lagi saya menceritakan hari-hari saya kalau bukan denganmu. Saya ingin kembali ke masa 3 tahun lalu saat saya pertama kali denganmu.    Pertama kali saya bertemu denganmu, kesan pertama yang kamu perlihatkan adalah kamu seorang pemalas yang tidak mempunyai harapan untuk hidup, namun kamu segan untuk meninggalkan dunia ini. Namun, ternyata semua itu salah. Setelah saya mulai mengenal dirimu ternyata dirimu adalah sosok yang hangat, peduli, dan dewasa. Mungkin banyak orang yang salah menilaimu pada awalnya sama seperti saya.     Ada satu wanita beruntung yang bisa mendapatkan hatimu. Namun saya bingung, kenapa kamu bisa memilih dia, iya saya tau itu hakmu dan itu adalah pilihanmu, saya pun tidak peduli dengan siapa pilihanmu. Pada saat itu, saat

EH... DATANG LAGI

   Di hari ke 23 dibulan oktober kamu datang lagi, entah harus senang atau sedih, aku bingung. Aku senang bisa berkomunikasi lagi denganmu tapi aku sedih jika ini hanya sesaat, iya aku tau di dunia ini gak ada yang abadi, semuanya hanya sementara. Kamu tau tidak? Aku suka banget ngeliatin foto kamu, foto kamu itu lebih indah dari pemandagan di puncak, tapi gak lebih indah dari pemandangan di raja ampat, ya walaupun aku belum pernah kesana tapi aku udah tau pasti pemandangan disana lebih indah daripada foto kamu hahaha. Kamu tau gak kenapa aku suka liatin foto kamu? Kamu itu manis, aku suka. Kamu kaya coklat yang ingin aku makan tapi aku gamau makan kamu, aku sayang. Hehe. Kamu tau gak kenapa aku gapernah hubungin kamu? Aku malu. Ya malu aja gitu, gausah ditanya malu kenapa. Aku maunya kamu hubungin aku duluan. Aku mah perempuan jadi nunggu aja. Kamu hubungin aku, aku seneng, kamu gak hubungin aku, aku pura-pura gak sedih aja, tapi emang gak sedih sih. Malu kalau harus sedih. Sudah dul

HADIRMU

   Malam ini tiba-tiba pikiran saya kembali ke masa 2 tahun lalu, masa dimana saya merasakan sakit yang teramat dalam. Luka yang tidak akan pernah hilang bekasnya. Dan masa dimana saya menjadi orang paling bodoh di dunia ini. Masa itu adalah masa disaat saya mengenal kamu, kamu yang awalnya terlihat begitu manis, ternyata itu hanyalah sesaat, begitu banyak pahit yang kamu berikan kepada saya, sehingga rasa manis itu tidak sanggup menutupi kepahitan itu. Tapi pada saat itu saya sangat berterimakasih kepada Tuhan, karena Tuhan telah menunjukan bagaimana dirimu sebenarnya kepada saya.    Mungkin melupakanmu dan menghapus kamu dari kehidupan saya adalah cara terbaik untuk setidaknya mengurangi rasa sakit yang saya rasakan pada saat itu. Perlahan dan pasti walaupun sangat sulit saya bisa menghilangkan diri kamu dari pikiran dan hati saya, tetapi tidak untuk kenangan yang kamu tulis didinding dihati saya. Itu terlalu permanen dan tidak bisa dihilangkan. Tapi setidak nya tidak melihat diri

Kosong

Kosong. Kata yang tepat untuk mengungkapkan apa yang saya rasakan saat ini. Entah bagaimana caranya hati ini bisa mengeluarkan orang-orang yang ada didalamnya. Ada rasa nyaman dengan situasi seperti ini, namun ada rasa takut yang juga menyerang. Saya takut, takut ketika kejadian di masa yang lalu terulang, ketika kosong yang saya rasakan diusik oleh seorang penyelusup yang membuat hati saya begitu gaduh dan kacau sehingga menyebabkan kerusakan yang begitu parah. Entah saya yang begitu bodoh atau dia yang terlalu pintar, sehingga dia bisa masuk dan dengan mudahnya membuat gaduh dan mengacak-acak tempat saya yang begitu privasi, dan betapa bodohnya karena ketidakmampuan saya untuk menjaga tempat privasi saya, ketidakmampuan saya untuk marah terhadap dia, dan yang paling bodoh adalah saya terlalu nyaman dengan kegaduhan dan kekacauan itu. Saya terlalu sayang dengan penyelusup itu, dan itu adalah kesalahan terbesar saya. Kehancuran yang dibuat begitu sakit, dia seperti menulis cerita deng